Besaran yang Diukur
Radiasi merupakan suatu cara perambatan
energi dari sumber energi ke lingkungannya tanpa membutuhkan medium atau
bahan penghantar tertentu. Radiasi nuklir memiliki dua sifat yang khas:
-
tidak dapat dirasakan secara langsung dan
-
dapat menembus berbagai jenis bahan.
oleh karena itu untuk menentukan ada atau tidak adanya radiasi nuklir
diperlukan suatu alat, yaitu pengukur radiasi, yang digunakan utuk mengukur
kuantitas, energi, atau dosis radiasi.
Kuantitas radiasi
adalah jumlah radiasi per satuan waktu per satuan luas, pada
suatu titik pengukuran. Kuantitas radiasi ini
berbanding lurus dengan aktivitas sumber dan berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak (r) antara sumber dan sistem pengukur.
Gambar di atas menunjukkan bahwa jumlah radiasi yang mencapai titik pengukuran
(kuantitas radiasi) merupakan hanya sebagian saja dari semua radiasi yang dipancarkan oleh
sumber.
Energi radiasi (E)
merupakan ‘kekuatan’ dari setiap radiasi yang dipancarkan oleh sumber radiasi.
Bila sumber radiasi berupa radionuklida maka tingkat energi yang dipancarkan tergantung pada jenis radionuklidanya. Kalau
sumber radiasinya berupa pesawat sinar-X, maka energi radiasinya bergantung
pada tegangan anoda (kV). Tabel berikut menunjukkan contoh energi radiasi dari beberapa radionuklida.
Jenis radionuklida
|
Energi
|
Probabilitas
|
Cd-109
Cs-137
Co-60
|
88 keV
662keV
1173 keV dan 1332 keV
|
3,70%
85%
99% dan 100%
|
Dosis radiasi
Dosis
radiasi sering diartikan sebagai jumlah energi radiasi yang
diserap atau diterima oleh materi termasuk tubuh manusia. Nilai dosis sangat ditentukan oleh kuantitas radiasi, jenis
dan energi radiasi serta jenis materi yang dikenainya.
Dalam
bidang proteksi radiasi nilai ini sangat penting karena berkaitan langsung
dengan efek yang ditimbulkan radiasi pada tubuh manusia. Terdapat batasan nilai
akumulasi dosis tahunan (NBD) yang diizinkan serta turunannya per jam yaitu:
-
50 mSv. per tahun atau
-
25 µSv. per jam
0 komentar:
Posting Komentar